Lima detik lebih lama dari orang kebanyakan
Dua mata yang selalu menatapku
Dengan cara yang tak mampu ku deskripsikan
Ketika logika memaksa untuk bertindak
Tetapi hati telah mengambil kehendak
Aku ingin percaya, namun terpaksa menolak
Aku ingin percaya, suatu saat padamu kelak
Karena sesungguhnya
Ada sesuatu yang jelas berbeda
Ada rasa yang samar jelas tertera
Ada dinamika rasa diantara konspirasi logika
Biarkan aku menikmati rasa ini
Rasa manis yang terkadang perih
Pahit
Seakan berdarah
Seakan ia berteriak
Seakan ia menangis
Seakan ia memohon kamu agar berhenti menyakiti
Iya
Kamu
Kamu
Siapa lagi?
Pemeran utama dari semua ini
Dalang utama dari dongeng realita ini
Aku ingin percaya padamu, Cinta
Namun logika senantiasa mencengkram bahuku
"Jangan, dasar bodoh."
Mungkin kamu berpikir sedang membaca sebuah puisi cinta
Tentang cinta, rasa, mimpi dan angan-angan
Namun nyatanya, ini bukanlah sebuah puisi cinta
Karena,
Nyatanya tidak ada cinta diantara kita.
Ditulis oleh: Faradilla Adwina
Minggu, 14 September 2014
18 : 56 WIB.
:)
No comments:
Post a Comment