Friday, July 25, 2014

Catatan Senja

Hi there!

Whoah, it's been a long time though since the last time I posted something here! Got several things to do actually in the real life. Some school stuffs, organization stuffs and.... a maturity process stuffs.

What?

Did I mentioned about some maturity process stuffs there?

You bet!

Gue mulai menyadari kalo hidup ini layaknya sebuah siklus hujan.(I wrote a love story about that couple of months ago, I even posted that here. Scroll down if you don't mind!) 

Ya, sebuah siklus hujan.

Kita awalnya dilahirkan, suci dan bening tanpa dosa sedikitpun. Layaknya tetesan embun yang berada di permukaan daun dikala fajar menyingsing. Lama kelamaan, ketika fajar mulai naik, berganti dengan sang surya yang dengan dermawan membagikan sinarnya kepada dunia.

Tetesan embun perlahan berevaporasi. Naik ke atas langit. Bergabung bersama awan-awan.
Sama seperti manusia.

Sedikit demi sedikit menapaki kehidupan. Mempelajari berbagai hal yang baru-- jika hidup tak melulu mengenai kebahagiaan, tak melulu mengenai canda dan tawa. 

Sejenak kemudian, awan mulai terasa lebih berat. Kemudian lebih berat. Lebih berat... dan sangat berat.

Awan berubah menjadi dingin

Dan kemudian, rintik pertama hujan pun jatuh.

Sama seperti manusia.

Seiring berjalannya dengan tiap detik kehidupan, semakin berkurang waktu kita di dunia. Langkah kita menjadi semakin berat. Dan pada akhirnya...

Berhenti sama sekali. Total.

Dan seiring dengan berhentinya langkah kita, akan ada ribuan pasang mata yang akan menyumbangkan air matanya. Sama seperti tetesan air hujan, yang turun dengan jumawa dari gumpalan awan gelap.

Siklus ini akan terus berlanjut. Terus. Pasti.

Sampai pada akhirnya.

Dunia ini yang akan berakhir.


Gue mulai menyadari kalo waktu kita di dunia ini emang nggak lama. Umumnya, paling lama 70 tahun. Nabi Muhammad saw. pun usianya cuma sampai 63 tahun. Gue mulai menyadari kalo hidup ini nggak sepantasnya diisi dengan kesedihan dan air mata. Dengan kebencian dan kedengkian. 

Dengan segala perbuatan yang nantinya akan memperberat langkah kita di dunia setelah dunia.

Gue sering sedih sekaligus miris kalo ngeliat temen-temen gue yang (in my opinion ya) wasting their time by doing something stupid gitu. No hard feelings, tapi jujur aja gue suka sedih banget kalo liat temen-temen gue yang ngerokok...

I mean like, buat apa buang-buang uang untuk beli barang yang akan ngerusak badan kita sendiri? Coba deh, kalian kalkulasikan  uang yang kalian habiskan cuma buat ngerubah sebatang rokok itu jadi abu.

Misalnya yaaah.
Satu bungkus rokok harganya Rp 12.000-,
Satu hari kalian beli satu bungkus rokok.
Satu minggu = 12.000 x 7 = 84.000
Satu bulan = 84.000 x 4 = 336.000
Satu tahun = 336.000 x 12 = 4.032.000

Meeeen! Dalam setahun kalian bisa saving uang 4 juta kalo kalian nggak ngerokok! :(
Coba kita list dari uang 4 juta itu kalian bisa ngapain aja...
-Beli tiket DWP? Gilssss bisa banget
-Beli iphone baru? 4s kayaknya juga dapet
-Nonton konser EXO? Gilalooo dapet paling depan kali nih
-Shopping di F21? Apalagi datengnya pas lagi sale... :3
-Makan eskrim di Ron's Laboratory? Sampe mabok juga bisa.....
-Makan mi aceh pake canai kari? Jangankan makan mi aceh, ke Aceh aja kalian bisa.

Besides that... gue juga sering ikutan sedih kalo liat temen gue yang kerjaannya dari pagi sampe pagi lagi galau terus.

OKAY PEOPLE LET'S ADMIT SOMETHING HERE!

Gue juga sering galau. Seriously. Especially when I miss someone that bad... I sometimes cried because of it. (HAHA SHIZ LOL NO. Gak sampe nangis cuma sedih aja. But seriously, gue kalo kangen sama orang sedihnya parah.)

Tapi gue berusaha untuk mengatasi rasa galau gue dengan satu cara... yang ampuh banget.

Pray for them.

I always pray for their happiness, their safety, and their health. Even I'm not there for them, I know that Allah will always protect them. (Now playing: Dear God - Avenged Sevenfold.)

Yayaya enough with that.

Suka sedih kalo liat temen-temen yang kalo update path / line berbau galau terus.... Come on, peeps! I know that your life is not that miserable! Cheer up, life is too short to be sad! (and life is too short tough to debating about Prabowo vs Jokowi AAAAALLLLLL the time.)

Well people, since God only blessed us with one chance of life... let's make this one rock, shall we? Masih banyak hal yang lebih penting yang bisa kita lakuin selain galau 24/7 and damaging ourselves! Make friends, not enemy. Spread love, not hate.

The apple of my life: OSIS - MPK SMAN 60 Jakarta 2013 - 2014
Left to right:
Dwi, Me, Keke, Isan, Adel, Laras.


Longest term of relationship I've ever had,
a five years of friendship with Panglima 2012.

  
And life is too short to took pretty pictures!